Selasa, 14 Desember 2010

Perlunya seorang apoteker menjelakan efek dan obat pada masyarakat


Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dalam hal ini menjelaskan bahwaperlunya  masyarakat pengguna obat-obatan medis memiliki hak mendapat penjelasan mengenai efek obat dan rekomendasi jenis obat yang sebaiknya digunakan dari apoteker dimananahak penjelasan tersebut merupakan implementasi fungsi "pharmceutical care" atau pengasuhan farmasi dari seorang apoteker, sebagaimana diamanatkan dalam UU 38/2009 tentang Kesehatan.Memang sebenarnya masyarakat kita harus dilindungi dari serangan obat-obatan berbahaya. Karena itu, fungsi apoteker sekarang berubah dari sekadar 'pelayan toko' menjadi pengasuh farmasi.
Dia menambahkan, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 16 ribu jenis obat dengan pertumbuhan sekitar 300 merek per bulan. Obat-obatan itu nyaris secara keseluruhan terdistribusi di 12 ribu apotek di Indonesia. Jika apoteker tak melakukan fungsi perlindungannya, katanya, maka masyarakat pengguna bisa terkena efek jangka panjang dari bahan-bahan kimiawi obat-obatan. Terlebih iklan obat saat ini begitu gencar diterbitkan di media sehingga jika tak diberikan informasi lebih dalam, masyarakat tidak akan mengetahui dampak lain obat selain informasi khasiat. Sebenarny obat itu bahan berbahaya. Jika dosis tidak tepat atau salah menggunakan jenis obat, efeknya luar biasa. Contohnya, penggunaan parasetamol secara kontinyu dan jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan hepar atau toxicity pada hepar.
Sehingga apoteker saat ini diwajibkan hadir di apoteker, dan dilarang mendistribusikan kewenangannya pada pelayan apotek lain.Itulah.

Jumat, 10 Desember 2010

Mari merubah gaya hidup untuk hindari penyakit.


Banyak Penyakit-penyakit yang dulu dikenal sebagai penyakit akibat Life style atau gaya hidup, belakangan ini tidak hanya ditemui di negara-negara industri tapi sudah menjadi penyakit yang mengglobal hingga ke negara-negara berkembang.

Penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi menggantikan penyakit infeksi seperti AIDS, Malaria atau TBC sebagai penyebab kematian. 60 persen kasus kematian di dunia disebabkan penyakit-penyakit akibat gaya hidup tersebut, dan tendensinya meningkat.
Pusat Studi Kesehatan dan Kesehatan Kawasan Tropis mengamati, bahwa saat ini lebih banyak orang meninggal akibat penyakit gangguan peredaran darah, diabetes atau kelebihan lemak dibanding penyakit infeksi. Meski demikian dengan pengecualian Selatan Sahara. Di sana AIDS masih menjadi penyebab kematian terbesar.
Perkembangan ini merupakan hasil perubahan gaya hidup. Sebuah hasil kebiasaan makan yang buruk. Terlalu banyak garam, terlalu banyak gula, terlalu banyak lemak. Fakta bahwa makanan murah kebanyakan tidak begitu sehat. Selain itu kita tidak lagi terlalu banyak bergerak seperti dulu. Semua faktor-faktor yang merugikan kesehatan warga di Eropa ini, kini juga kita lihat di belahan lain dunia.
Cukup lama penyakit kronis seperti kelebihan lemak atau tekanan darah tinggi dipandang sebagai penyakit masyarakat yang sejahtera, sebagai penyakit akibat gaya hidup di negara-negara industri lama di Barat. Hal itu berubah akibat globalisasi dan urbanisasi. Juga di Afrika, makanan-makanan tradisional digantikan dengan makanan-makanan industri jadi.
Di negara-negara Arab dikonsumsi minuman softdrink yang banyak mengandung gula. Dan industri rokok yang menghadapi peraturan larangan merokok yang ketat di Uni Eropa dan Amerika Serikat, berusaha mencari pasaran baru di Asia.
Oleh sebab itu globalisasi dan meluasnya penyakit kronis memiliki kaitan, namun istilah bahwa penyakit di kalangan berada sudah tidak cocok lagi. Kata Pekka Puskan Ketua Federasi Jantung Dunia, "Pemikiran bahwa itu adalah penyakit di kalangan warga berada sudah berlalu, karena penyakit-penyakit ini justru menyebar di negara-negara miskin. Dan juga di kebanyakan negara Eropa, faktor risiko untuk penyakit kronis terutama terletak pada lapisan yang berpendapatan rendah. Penyakit ini semakin terkait dengan kemiskinan dan menurunnya tingkat sosial. Penyebab penyakit ini terletak pada faktor sosial ekonomi tapi juga sebaliknya. Terutama di negara-negara berkembang, orang-orang yang menderita penyakit ini juga merupakan korban kemiskinan, karena tidak ada jasa pelayanan sosial atau bantuan keuangan bagi mereka. Dengan kata lain, kemiskinan menyebabkan penyakit kronis dan penyakit-penyakit ini mengakibatkan kemiskinan. Demikian dipaparkanPekka Puskan.

80 persen orang yang meninggal akibat penyakit kronis saat ini berasal dari negara-negara yang berpendapatan rendah sampai menengah. Semakin banyak ilmuwan, tokoh politik dan organisasi internasional menyadari masalah tersebut. Tapi selain diabetes atau penyakit gangguan peredaran darah dan jantung masih ada bidang penyakit kronis lain yang selama ini dampaknya kurang disadari,  yakni penyakit psikis seperti depresi dan stres.

Senin, 29 November 2010

Pengendalian Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) pada tahun 2011


Baru-baru ini Kemenkes mengadakan ‘Progam Jaminan Persalinan' pada tahun 2011 dimaksudkan dalam hal ini seluruh biaya persalinan mulai dari sebelum, saat, hingga setelah persalinan bagi ibu yang sedang hamil akan ditanggung dengan syarat, proses persalinan itu dilakukan di rumah sakit kelas III atau puskesmas. Kemenkes menjamin akan menanggung biaya persalinan mulai dari pemeriksaan sebanyak empat kali sebelum persalinan, saat persalinan, dan tiga kali kontrol setelah persalinan Kemenkes meluncurkan 'Program Jaminan Persalinan' untuk menekan angka kematian ibu bersalin. Saat ini Kemenkes mencatat jumlah kematian ibu masih di atas 228 orang per 100 ribu penduduk. “Jumlah itu masih sangat tinggi, dengan adanya progam ini diharapkan angka kematian dapat berkurang. Proses pemberian jaminan persalinan ini diberikan seperti jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Dana yang dikeluarkan untuk program ini diperkirakan mencapai Rp 2,3 triliun. Dalam hal ini memang juga diperlukan memperbaiki penatalaksanaan pelayanan dan peningkatan kesadaran para pemberi pelayaan kesehatan untuk lebih sadar biaya dan sadar mutu pelayanan dengan beberapa pelayanan yang ada saat ini. Semua harus kita benahi secara terencana. Dalam kondisi darurat semua faslitas kesehatan berkewajiban memberi pertolongan, jika dia peserta Jamkesmas be rilah pertolongan terlebih dahulu, urus administrasi kemudian

Kita ketahui bahwa sejak tahun 1988, Departemen Kesehatan RI memfokuskan programnya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu, sebagai reaksi terhadap angka kematian ibu yang masih sangat tinggi di Indonesia. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2002-2003, angka kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan dari 46 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 1997) menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2003). Sedangkan angka kematian ibu juga mengalami penurunan dari 421 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1998-2003. Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR), bukan saja merupakan indikator kesehatan wanita, tetapi juga menggambarkan tingkat akses, integritas dan efektivitas sektor kesehatan. Oleh karena itu, MMR juga sering digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan dari suatu negara.
Beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab masalah tersebut, termasuk kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan buruk, yang berdampak pada lebih dari 200.000 kematian ibu setiap tahunnya. Sebagai tambahan, status dan pendidikan wanita yang rendah, terutama di pedesaan, memberikan dampak negatif pada kematian maternal. Keterbatasan akses pada pertolongan persalinan oleh tenaga terampil dan sistem rujukan yang tidak memadai mengakibatkan hampir 40% wanita melahirkan tanpa pertolongan tenaga kesehatan terampil dan 70% tidak mendapatkan pelayanan pasca persalinan dalam waktu 6 minggu setelah persalinan.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Dalam puskesmas terutama sebenarnya proses tindakan tidak hanya kuratif dan preventif seperti yang ada di RS namun mencakup komperhensif diharapkan. Sehingga peran dalam puskesmas juga penting dalam hal ini.  

Adanya ‘Progam Jaminan Persalinan' untuk 2011 diharapkan hal ini dapat terealiasasikan dan dapat mengandalikan angka kematian pada ibu dimana kesehatan maternal merupakan slogan yang ada pada 2010 saat ini yang dulu kita ketahui slogan “Indonesia Sehat 2010”. 


Senin, 22 November 2010

Manajeman bencana harus lebih baik lagi


Bencana merupakan sebuha fenomena alam yang tak dapat kita ketahui kapan terjadi dan kapan berakhir, karena dalam hal ini adalah fenomena alam. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Bencana memang terdapat beberapa macam klasifikasi :
  1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya.
     
  2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran, huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi, gangguan transportasi dan lainnya.
    Ada juga berdasar wilayah yaitu Bencana Lokal dan Bencana Regional.
Dalam penanganan bencana Indonesia memiliki sebuah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dimana dalam hal ini setiap menteri yang terliba juga berperan serta dalam hal ini. Beberapa minggu ini kita terdapat adanya bencana alam yaitu Letusan Gunung Merapi, Mentawai dan Wasior, bahkan di tahun-tahun sebelumnya kita juga mengalami banyak bencana baik bencana alam ataupun bencana karena ulah manusia. Beberapa minggu ini kita mengalami bencana alam yang memang memakan waktu lama yaitu letusan Gunung Merapi yang kembali mengancam Indonesia Khususnya Provinsi D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah (Klaten, Boyolali, Magelang,dll). Sejumlah pengamatan terhadap gunung teraktif di Indonesia ini menunjukkan tanda bahaya lantaran dikhawatirkan akan mengeluarkan letusan. Seiring dengan ancaman dari Gunung merapi tersebut, maka sejumlah upaya antisipasi penyelamatan dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi ledakan dari gunung tersebut. Mulai dari simulasi tindakan penyelamatan hingga pembangunan sejumlah infrastruktur tambahan untuk mengeliminasi melebarnya ancaman ledakan. Adapun gambaran singkat Proses Bencana dan manajemen bencana :


Hanya saja, kalau disimak lebih dekat dalam persoalan antisipasi bencana ledakan Gunung Merapi bisa kita simpulkan kalau manajemen antisipasi bencana Merapi berlangsung sporadis dan tidak dikonsep dengan matang sejak awal. Padahal, ancaman Merapi sudah berlangsung sejak lama dan setiap tahunnya menunjukkan eskalasi letusan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Misalnya, pembangunan infrastruktur sarana penyelamatan baru dibangun manakala tingkat eskalasi ancaman ledakan Merapi sudah makin membesar. Ketika pengamatan terhadap Merapi menunjukkan tingkat bahaya, barulah pemerintah sibuk dengan pembangunan infrastruktur penyelamatan. Bisa dibayangkan bagaimana kalau di tengah-tengah pembangunan dam penahan lahar tiba-tiba terjadi letusan. Harusnya, pembangunan infrastruktur penyelamatan dilakukan jauh-jauh hari ketika kondisi Merapi aman dan tenang atau tidak sedang menunjukkan ancaman. Begitu pula masih banyaknya jalur penyelamatan yang mengalami kerusakan dan baru mendapat perhatian manakala Merapi sudah menunjukkan bahaya atau ancaman ledakan. Mengapa tidak dilakukan pembangunan pada saat kondisi Merapi tenang. Termasuk sosialisasi bencana Merapi yang dinilai masih sangat minim di kalangan masyarakat. Lebih parah lagi sosialisasi baru dilakukan ketika kondisi Merapi sudah menunjukkan kondisi bahaya. Harusnya pemerintah membuat blue sprint program sosialisasi yang lebih tertata dan terencana. Tidak diributkan manakala muncul ancaman ledakan. Untuk itulah, agar masyarakat benar-benar terlindungi dan mendapat perhatian dalam antisipasi bencana maka sudah seharusnya manajemen antisipasi bencana diubah. Sistem manajemen bencana Merapi harus bisa dilakukan secara terprogram sehingga ketika terjadi krisis tinggal melakukan penataan dan pemetaan antisipasi bencana. Tapi memang tidak bisa dipungkiri sebuah pemerintahan pasti juga memeliki sebuah proses tersendiri, memang terkadang pelaksanaannya tingkat nasional dan daerah dalam penanggulangan bencana terkadang tidak berjalan dengen semestinya. Pemerintah harus mengembangkan sistem manajemen bencana yang tangguh, yang bertumpu pada koordinasi yang efektif antarlembaga pemerintah yang terkait dengan kebencanaan.

Sumber : 
  1.  PEDOMAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
  2. UU RI NO 24/2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA
  3. PPK Depkes RI
  4. Paradigma Penanggulangan Bencana, Pujiono,2007

Minggu, 21 November 2010

Identifikasi dengan DNA

Patologi Forensik merupakan proses penentuan penyebab kematian melalui tindakan otopsi atau pemeriksaan. Dimana dalam prosesnya terdapat beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan luar, dalam dan tambahan. Dalam jangan lupa diperlukannya Inform consent dalam pemeriksaan ini baik dari penyidik ataupun dari keluarga, tergantung kasus yang berkaitan.Dalam identifikasi pasien atau korban pastilah ada data yang tepat antara ante mortem dan post mortem, sehingga identifikasi dapat jelas. Dalam pememeriksan jika ada tanda khusus korban yang sesuai dengan keluarga dapat dipastikan bahwa data identifikasi telah matching.misal dalam beberapa kasus. Dalam proses pemeriksaan beberapa kasus diperlukan proses tambahan seperti DNA misal untuk dapat mengidentifikasi korban.berbicara tentang DNA, dimana DNA merupakan kependekan dari deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat yang merupakan materi genetik yang terdapat dalam tubuh setiap orang yang diwarisi dari orang tua. DNA terdapat pada inti sel di dalam struktur kromosom dan pada mitokondria yang yang berfungsi sebagai pemberi kode untuk tiap manusia seperti untuk warna rambut, bentuk mata, bentuk wajah, warna kulit, dan lainnya. Pengenalan tentang struktur DNA diperkenalkan oleh Francis Crick, ilmuwan asal Inggris dan James Watson asal Amerika Serikat 1953.
Dalam  kepolisian, tes DNA juga digunakan untuk tes forensic dan biasanya dengan pemeriksaan sidik jari (fingertips), lalu keterangan dan hasil dari otopsi akan dilaporkan kepada penyidik (visum et repertum). Tes DNA merupakan bukti yang paling akurat untuk tes identifikasi seseorang dibanding sidik jari. Dengan tes DNA, kepolisian bisa memberi bukti autentik mengenai mayat yang sudah hancur, asalkan bisa diambil sampel jaringan pada tubuh mayat tersebut. Selain untuk mendeteksi hubungan keluarga, tes DNA juga berfungsi untuk mendeteksi suatu penyakit tertentu hingga penyakit yang kompleks. Dengan tes DNA bisa diketahui penyebab suatu penyakit apalagi yang bersifat penyakit turunan.
DNA terdiri dari 4 pasangan basa A, C, G, dan T yang merupakan lambang basa kimia adenin, sitosin (cytosine), guanin, dan timin yang merupakan komponen kimiawi yang mengandung nitrogen. Urutan basa-basa pada molekul DNA-lah yang menentukan informasi genetika yang terdapat di dalamnya. Senyawa ini membentuk ikatan yang eksklusif, di mana adenin akan selalu berpasangan dengan timin dan guanin akan selalu berpasangan dengan sitosin. Bentuk dari DNA adalah seperti spiral ganda yang menyatu dengan rapat.
Beberapa kasus diperlukan pemeriksaan Mitokondria, dimana dapat dipastikan mitokondria dari Ibu akan sama dengan anaknya karena seorang ibu menurunkan secara penuh DNA mitokondria kepada anaknya Caranya dengan membandingkan DNA mitokondria yang dimiliki korban dengan ibu kandung, nenek atau saudara kandung dari ibu. Sedangkan ayah akan mewariskan kromosom Y pada anak laki-lakinya karena memiliki kromosom Y dari XY.,berbeda dengan anak perempuan yang XX.
Cara Tes DNA dilakukan dengan mengambil sedikit bagian dari tubuh korban untuk dibandingkan dengan keluarga. Bagian yang dapat diambil untuk dicek adalah rambut, air liur, urine, cairan vagina, sperma, darah, dan jaringan tubuh lainnya. Sampel ini tidak akan berubah sepanjang hidup seseorang. Penggunaan alkohol, rokok atau obat-obatan tidak akan mengubah susunan DNA. Hasil tes DNA akan dijalankan dari pasien baru dapat dilihat 2-4 minggu. Biaya yang dibutuhkan untuk tes DNA saat ini sekitar 7 hingga 9 juta rupiah. Seperti di beberapa kota di Indonesia adanya teknologi cepat dalam pemeriksaan DNA . memang seiring berkembangnya zaman teknologi semakin maju dan telah membuat proses identifikasi semakin mudah dalam hal ini yang dapat kita pelajari lebih dalam lagi, sehingga identifikasi dan pemeriksaan DNA yang diinginkan dapat valid dan cepat proses dan hasil pemeriksaannya.

Jumat, 19 November 2010

Global HIV/AIDS

Beberapa tahun ini kita selalu dikejutkan dengan semakin meningkatnya tingkat HIV/AIDS. Sebenernya jika kita tahu HIV/AIDS terkadang tidak menyebabkan kematian secara langsung hanya dalm prosesnya mereka akan membuka peluang untuk berbagai infeksi penyerta seperti TBC, pneumoni, influenza, dll. Badan statistik Afrika Selatan melaporkan, TB menyebabkan 7.500 kematian pada pengidap HIV atau hampir 50 persen selama tahun 2008. Peringkat berikutnya ditempati pneumonia dan influenza, yang menyebabkan 45.600 kematian pada tahun yang sama. Memang tingkat HIV di dunia memang cukup besar, terutama di afirika memang sangat tinggi. Berdasar data yang ada outbreak HIV/AIDS di Afrika Selatan diyakini telah mencapai puncak pada tahun 2006, kenaikan angka kematian pengidap HIV/AIDS kembali menunjukkan peningkatan pada tahun 2008. Peningkatannya tersebut cukup signifikan, dari 13.561 pada tahun 2007 menjadi 15.097 pada 2008. Angka ini cukup tinggi dibandingkan angka kematian secara umum. Statistik mencatat angka kematian di negara ini mencapai 592.073 selama tahun 2008, sebagian besar karena sebab-sebab alami dan hanya 52.950 yang tidak alami misalnya karena sakit dan kecelakaan. Ini memang hal yang sudah ada sejak 1997 dimana kematian karena TB sangat banyak disbanding karena penyebab lain.

Walau dalam beberapa tahun ini kematian pengidap HIV/AIDS cukup tinggi,Penyakit ini belum ada data yang menyebutkan bahawa karena murni HIV, dan biasanya data yang ada di beberapa Negara bahwa selalu diikuti adanya infeksi penyerta. Namun infeksi HIV bisa menyebabkan tubuh kehilangan sistem imunitas, sehingga membuka peluang masuknya berbagai infeksi penyerta termasuk TB dalam hal ini. Tanpa ada sistem kekebalan tubuh, infeksi sekecil apapun akan mudah menyebabkan kematian. Dalam prosesnya biasanya gejala awal muncul terkadang mirip dengan flu atau infeksi virus sedang. Sign and symptom awal dari HIV termasuk demam, sakit kepala, terasa lelah, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha, dan beberapa gejala dan tanda lain.

Center for Disease Control (CDC)
menyebutkan ada beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu:
  1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan
  2. Batuk kering
  3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari
  4. Kelelahan
  5. Diare yang lebih dari seminggu
  6. Kehilangan memori
  7. Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.

HIV didapat karena seringnya melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu dan gonta ganti pasangan  pasangan seks tanpa menggunakan kondom atau safety, dan juga terjadi penularan biasanya pada orang-orang yang memakai narkoba sebab sering bergantian menggunakan jarum suntik. Sebenarnya, HIV  dapat menular menular melalui:
  1. Hubungan kelamin dan hubungan seks oral atau melalui anus
  2. Darah (Tarnfusi)
  3. Penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan
  4. Dari ibunya ke bayinya selama hamil, kelahiran dan saat menyusui.





Dalam hal ini memang dapat menjadikan perhatian tentang pengendalian HIV/AIDS di dunia, di Indonesia pun tingkat HIV sangat tinggi juga daoat kita lihat kawasan yang ada Asia.


Sabtu, 13 November 2010

Selamatkan penisillin...!

Saat ini pemerintah harus menyelamatkan antibiotik turunan penisilin yang menghilang sejak beberapa  tahun terakhir karena digantikan antibiotik dari jenis sefalosporin yang berkali-kali lipat lebih mahal. "Hilangnya penisilin di dunia membuat harga obat-obatan antibiotik menjadi mahal. Dalam diskusi tentang "Sinergi Unsur Akademisi, Bisnis, dan Pemerintah untuk Membangun Industri Bahan Baku Obat Antibiotik Turunan Beta Laktam"  menurut Ketua Jurusan Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM Prof dr Iwan Dwiprahasto mengungkapkan bahwa hilangnya penisilin karena zat itu dianggap tidak lagi memberi keuntungan bagi industri obat sehingga bahan bakunya sengaja tak diproduksi lagi. Sebenarnya ada beberapa sebab atau alasan menegenai hal ini, salah satu alasannya bahwa penisilin sudah resisten, sehingga berpindahlah ke jenis lain, seperti kita lihat dalam pelayanan kesehatan yang ada. Resisten itu hanya untuk jangka pendek, bukan jangka panjang. Stigmatisasi terhadap penisilin itu disengaja, karena belum ada Evidence Based Medicine yang ada bahwa Penisilin resisten di berbagai Rumah Sakit. Seperti contoh, sebuah jenis obat antibiotik penisilin yang harganya harusnya murah puluhan ribu per ampul menjadi sekitar ratusan ribu per ampul setelah digantikan antibiotik dari jenis sefalosporin, padahal kasiat kedua jenis antibiotik beta-laktam ini sama saja. Dalam perjalanannya ditemukan bahwa tingkat resistensi tinggi antibiotik sefalosporin terjadi di mana-mana akibat penggunaan yang luas dan intensif. Sebenarnya resistensi antibiotik  itu berubah-ubah. Bisa saat ini sudah resisten tapi enam bulan lagi kembali seperti semula. Dalam hal ini beberapa harusnya pemerintah dapa menunjang dan memproduksi kembali adanya antibitik penicillin dalam hal ini dan lebih  insentif terhadap BUMN industri obat misalnya dengan menghapus berbagai pajak, dari mulai pajak bahan baku penisilin, produksi, distribusi hingga pajak penjualan penisilin di tingkat apotek. Menurut dia, di apotek, masyarakat juga memiliki hak untuk meminta obat sejenis yang diresepkan dokter yang harganya lebih murah. Apalagi yang sangat merugikan adalah dimana sekitar 95-96% bahan baku obat-obatan Indonesia banyak yang diimpor dan Indonesia yang lemahnya lagi dimana lebih terfokus pada sekadar kemasan dan promosi, padahal potensi biodiversitas Indonesia sangat tinggi, termasuk tumbuhan untuk bahan baku penisilin.
Dalam hal ini bisa dijadikan” Homework” untuk pemerintah, agar resistensi obat di Indonesia tidak semakain luas dan dapatnya efektif dalam penggunaan yang sesuai.

Sumber : Diskusi tentang " Sinergi Unsur Akademisi, Bisnis, dan Pemerintah untuk Membangun Industri Bahan Baku Obat Antibiotik Turunan Beta Laktam"

Selasa, 09 November 2010

Apakah Hak-hak Kesehatan reproduksi wanita sudah terpenuhi?

Mari melihat sejenak tentang kesehatan reproduksi pada kaum hawa. Masih banyak perempuan dan gadis di Indonesia yang berasal dari komunitas miskin sulit mendapatkan kesehatan seksual dan reproduktif karena adanya undang-undang, kebijakan dan praktik yang diskriminatif. Dalam prosesnya pemerintah Indonesia telah berjanji untuk meningkatkan kesetaraan gender, tapi masih banyak perempuan di Indonesia yang harus berjuang untuk mendapatkan perawatan yang adil dan setara. Riset yang dilakukan ini menemukan diskriminasi berupa:
  1. Susahnya akses perempuan dan gadis untuk mendapatkan kontrasepsi

  2. Mengizinkan adanya pernikahan di usia dini pada gadis yang masih berusia di bawah 16 tahun

  3. Mensyaratkan perempuan untuk mendapatkan izin dari suami jika ingin mengakses beberapa metode kontrasepsi tertentu

  4. Rentannya pekerja rumah tangga terhadap kekerasan seksual.

Menolak memberikan akses kontrasepsi pada perempuan dan gadis yang tidak menikah akan membuat perempuan dan gadis ini memiliki risiko penularan penyakit http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=986&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a9f2d374
dan juga kehamilan yang memicu terjadinya aborsi. Memang Indonesia Negara yang memiliki agama dan etika dalam hal ini. Memang jika kita mengeluarkan adanya missal ATM kondom, hal ini memang bertentangan. Di sisi lain kita melihat bahwa itu akan mengundang adanya seks bebas terutama kaum “free sex”, sedangkan di sisi lain kita dapat melihat bahwa jika dibiarkan ada sebuah proses yang menjadikan penularan penyakit akan semakin meningkat. Hal ini memang sebuah dilema dalam sebuah negeri Indonesia, memang jika kita melihat bebeapa Negara yang ,menjadikan hukum sebagai sebuah proses untuk mengontrol adanya seks bebas dan penyebaran penyakit dalam hal ini, tetapi semua tak lepas dari sebuah “culture” dari sebuah Negara itu. Ini memang situasi sulit dalam hal ini. Berbicara adanya diskriminasi, sementara itu riset yang dilakukan ini menuturkan diskriminasi yang terjadi tidak hanya sebatas undang-undang saja, tapi juga dalam hal stereotip. Misalnya perempuan memiliki fungsi primer untuk menikah dan nantinya mengandung serta memiliki anak. Kondisi ini memicu terjadinya penikahan dini (early marriage) yang meningkatkan risiko seorang perempuan hamil diusia yang sangat muda. Selain itu adanya ketakutan dan stigmatisasi yang membuat perempuan atau gadis yang hamil di luar nikah enggan meminta perawatan sebelum dan sesudah kehamilan. Kondisi ini memicu terjadinya aborsi yang tidak aman sehingga dapat meningkatkan jumlah angka kematian ibu. Angka kematian ini bisa dikurangi dengan melakukan aborsi yang aman, dalam hal ini korban pemerkosaan diizinkan atau legal melakukan aborsi dalam waktu enam minggu pertama kehamilannya. Namun sebagian besar korban mungkin belum mengetahui dirinya hamil pada saat itu, sehingga sebagian besar korban tidak bisa mendapatkan aborsi yang aman. Di samping itu beberapa pekerja kesehatan hanya mengetahui bahwa aborsi sah dilakukan jika ada komplikasi yang berkaitan dengan kesehatan ibu atau janin yang dikandungnya, dan tidak tahu mengenai aborsi legal untuk korban pemerkosaan. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat (BKKBN) menuturkan untuk korban pemerkosaan bisa mengonsumsi obat kontrasepsi emergency untuk mencegah kehamilan yang diminum di malam hari setelah pemerkosaan dan keesokan harinya. Obat ini memang tidak dimasukkan dalam program kontrasepsi pemerintah dan saat ini hanya bisa ditemui di apotik-apotik besar saja, meskipun sudah dianjurkan ketersediannya di semua apotik. Untuk menangani rintangan terhadap kesehatan reproduksi yang menjadi salah satu faktor tingginya kematian ibu di Indonesia, Amnesty Internasional memberikan beberapa rekomendasi bagi pemerintah, yaitu:
  1. Mencabut semua undang-undang dan regulasi yang melanggar hak-hak seksual dan reproduktif, serta memastikan perempuan dan gadis dapat mewujudkan hak-haknya dengan bebas tanpa ada paksaan, diskriminasi dan ancaman kriminalisasi.

  2. Dekriminalisasi aborsi dalam semua keadaan guna memberantas tingginya jumlah aborsi ilegal dan tidak aman.

  3. Mensahkan undang-undang tentang pekerja rumah tangga yang sejalan dengan standar-standar internasional.

Amnesty International adalah sebuah badan yang mengurusi adanya Human Right sesuai Declaration of Human Right PBB. Memang aborsi di Indonesia tertuang di Indonesia mengenai hal ini. Memang rekomendasi dari Amnesty International beberapa orang menilai hal ini menjadikan sebuha Negara yang cukup liberal. Sehingga perlunya ada sebuah proses dan UU yang mengatur hal ini. Dan memang pelayanan medis atau kesehatan dalam hal ini perlu ditingkatkan, dan ini menjai PR bagi sebuah sistem kesehatan yang ada, agar kesehatan Indonesia menjadi lebih baik.
Sumber :  
  1. UU kesehatan Nomor 23/1992,

  2. The Right to Reproductive and Sexual Health,  

  3. Amnesty International (Women Health)