Senin, 10 Januari 2011

Apakah pencabutan Subsudi BBM, berdampak pada kesehatan?


Banyak pro dan kontra adanya pencabutan subsidi BBM. Karena setiap keputusan pastilah ada positif dan negatifnya. beberapa pihak mendukung penuh jika pemerintah mencabut subsidi BBM dengan alasan sekitar 93 persen BBM bersubsidi dipakai oleh pemilik kendaraan pribadi. Sisanya 3 persen untuk angkutan umum dan 4 persen angkutan orang.

Melihat itu, Bambang menilai kebijakan pemerintah selama ini menyuburkan pemakaian kendaraan pribadi yang boros BBM. Yang tak kalah pentingnya, sambung Bambang, angkutan umum yang sebenarnya efisien dan membuat tubuh menjadi sehat, seperti sepeda dan jalan kaki, menjadi tak popular dan mati secara perlahan-lahan. Memang akibat kebijakan pemerintah yang memanjakan pemilik kendaraan membuat masyarakat semakin jarang beraktivitas. Berdasarkan penelitian yang dibuatnya, hampir 50 persen masyarakat Indonesia tidak aktif bergerak sebab setiap bepergian memilih naik kendaraan, lebih 90 persen kurang makan sayur, yang menandakan jauh dari pola hidup sehat.

Bebebrapa pihak berpendapat bahwa, "Itu karena harga BBM sangat murah. Masyarakat tak suka naik sepeda, apalagi jalan kaki sebab gengsi. Sehingga membuat kualitas kehidupan masyarakat merosot drastis." ada juga beberapa pihak yang tidak setuju terutama rakyat miskin karena mereke beraktivitas menggunakan kendaraan, ya mungkin kita tak tau kriteria rakyat miskin itu seperti apa.

Sesuai penelitian yang dibuatnya pada beberapa pihak bahwa 2055 karyawan seluruh bank di Jatim yang sehat hanya 4 persen (85 orang). Sisanya alias 86 persen tidak sehat bukan karena susah, tapi kegemukan akibat malas bergerak. Sekilas ini hanya penelitian singkat, dan mungkin bisa jadi prediksi untuk ke depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar